Think out Loud: A or B?, Writing Projects and Challenges

Halo, Kamu! 😀

Abang punya project, nih! Untuk catatan selanjutnya abang tertarik untuk menuliskan tentang pendapat beberapa orang mengenai beberapa kasus yang abang lemparkan, dan tentunya abang juga ngasih pendapat abang pribadi di akhir tulisan.

Kasusnya nggak berat-berat kali nya. Yang biasa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari aja. Dan dari situ silakan tentukan pilihanmu dari dua pilihan jawaban yang ada. Abang berusaha untuk membuat pilihan-pilihan yang kamu bisa beri alasan untuk dipilih, jadi ada alasan untuk memilih nantinya. Harapannya nanti nggak ada jawaban yang berbau sangat diplomatis yang membuat kamu netral.


Jadi, untuk Kasus 1, abang punya:

JIKA kamu adalah seorang guru (buat yang BUKAN guru, sebisa mungkin dibayangkan aja, ya), dan kamu diberikan kesempatan untuk memilih tempat mengajar antara dua sekolah;

Sekolah A adalah sekolah bonapit, terletak di daerah urban, sudah punya banyak prestasi, fasilitas lengkap, gedung megah.

Sekolah B adalah sekolah sederhana, terletak di pedalaman, punya beberapa prestasi, fasilitas minim, gedung cukup memadai.

Kamu bakal memilih mengajar di mana?

 

Case 1 – Sekolah Bonafide atau Sekolah Pedalaman? (Poll)

Sampingan
Thoughts & Quotes

Halo, kamu!

Jadi gini, ternyata abang beberapa kali ketemu sama beberapa orang yang ‘mengutarakan pemikiran’ mereka tentang tulisan yang abang kasih hashtag CatatanBangBoy. Beberapa dari mereka bilang: “bagus, dilanjutin ya!” Satu orang bilang, “Sering-sering berbagi, ya!” Beberapa bilang, “Bullsh*t!” Dan sisanya cuma ketawa, yang abang kadang nggak ngerti pesan tersirat yang ada di dalamnya. 😀

Catatan kali ini abang buat hanya untuk menuangkan isi kepala soal beberapa respon yang kurang enak, yang mau menganggap ini klarifikasi juga boleh. You have your own right to decide.

Sudah umum kalimat yang bilang “kita dilahirkan berbeda”. And indeed, we are different. Even identical twins are different one with another. Perbedaan kita ada dalam banyak hal termasuk tentang kesukaan kita dan bagaimana cara kita berbagi cerita dengan orang lain. Beberapa orang lebih memilih menyimpan dan tidak mengumbar. Beberapa memilih untuk menceritakan sebatas yang perlu diceritakan. Dan beberapa-beberapa lainnya punya caranya sendiri, dimana kita, hanya berhak berkomentar tapi nggak pernah punya hak untuk menentukan pilihannya.

Tentang komentar orang lain, sederhana, manusia akan selalu berkomentar, baik dan buruk, manusia akan berkomentar, karena (tampaknya) itulah yang membuat mereka disebut manusia. Atau, istilahnya ‘manusiawi’.

Jangan mau ‘dipenjara’ sama omongan orang lain. Selama yang kamu kerjakan nggak merampas hak orang lain, nggak mengusik kebahagiaan orang lain, dan nggak membebani orang lain, kerjakan. Kalau dia orang baik dia akan langsung memberikan saran, instead of gossiping around. Dan, kayak yang pernah udah abang bilang juga, omongan dan komentar negatif nggak harus diabaikan. Tetap didengar tapi kemudian dipilah. Yang kamu anggap penting dijadikan evaluasi diri dan yang nggak penting masukkan tong sampah.

Kalau kamu suka menulis pengalaman kamu di blog, go ahead! Write! It’s yours, you take care of it, you spend your own time, it’s your idea, it’s original and it IS you. Tulis yang menurutmu baik dan perlu orang lain tahu. Kalau mereka rasa nggak perlu, still, nggak ada yang dirugikan. Sama halnya untuk hobi lainnya. So, cheer up!

Tentang ‘Kata Orang’

Sampingan
Thoughts & Quotes

Tulisan ini abang tujukan untuk salah satu adik kesayangan, yang sedang dirundung rasa patah di dalam hati.

Cinta emang kek gitu, dek. Suka-sukanya dia datang kapan dan ke siapa. Nggak ada yang bisa disalahkan. Dia memiliki hati dan cinta sama seperti kamu juga ke dia. Dia tak pernah marah ketika kamu memiliki cinta untuknya. Nah, untuk itu kamu juga jangan pernah marah ketika hatinya memberi cinta kepada yang lain, karena cinta memiliki hak masing-masing. Kita berhak mencintai dan dalam saat yang sama kita berhak untuk tidak dicintai orang yang sama, karena, ya, dia juga punya cintanya.

Memang kamu mencintainya, kita anggap saja dia sudah tahu itu, pada akhirnya keduanya, kamu dan dia, sama-sama harus punya keputusan sendiri, karena masing-masing kita punya rasa yang berbeda-beda terhadap orang yang berbeda.

Meski dia mungkin mencintai yang lain, tapi cara terampuh adalah: kasihi dia, sebanyak kamu mencintai dia. Meski dia tak bisa membalas rasamu, tapi dengan mengasihi dia nanti pelan-pelan luka itu bakal tertutup.

Only for you,
adek hyperactive,

RCAS

Cinta

Sampingan
Language & Literatures

Suku

(n)

  • golongan orang-orang (keluarga) yang seturunan,
  • golongan bangsa sebagiai bagian dari bangsa yang besar

Contoh:
Suku Jawa adalah bagian dari bangsa Indonesia.


Etnik

(adj)

  • bertalian dengan kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, dan sebagainya; etnis.

Contoh:
Etnik Karo dan Toba berada dalam satu kelompok sosial yang sama, Etnis Batak.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kosa Kata – Suku

Sampingan