Bloggers' Challenges, Thoughts & Quotes

#BC 74 – Tentang Memaafkan

Tulisan ini abang buat untuk menyelesaikan tantangan ke-74 #BloggersChallenges dari Mbak Dwita Sundari dengan topik “Memaafkan”.


Pernah enggak kalian, dalam satu waktu, berhadapan dengan seseorang yang sebenarnya kalian tidak ada hubungan khusus? Bukan keluarga dekat, bukan juga keluarga jauh, bukan saudara sedarah ataupun anak dari kerabat dekat. Hanya seorang biasa yang kebetulan berada dalam situasi dan dengan aib yang sama. Namun karena kalian paham rasanya, kalian berusaha menganggap dia sebagai salah satu dari keluargamu. Seolah dia penting.

Tapi dalam satu waktu berbeda, dia menyebarkan aibmu, padahal sebelumnya dia yang bilang “biar apa yang kita bahas hanya kita berdua yang tahu”. Tapi dia ingkar. Kalian tahu, kalau aibnya juga ada di tangan kalian. Kalian marah, kecewa, dan ingin sekali rasanya melayangkan kepalan dengan keras ke rahangnya. Tapi kalian tahu,  itu hanya menambah masalah. Membahasnya pun rasanya tak ada guna. You know that the words has been spread. Nobody can stop gossip, right? Just time. Eventually, kalian memilih untuk mengambil jalan damai, memaafkannya.

Kalau pernah, then you know how it felt like to be me.

Baca lebih lanjut

Standar
Bloggers' Challenges

#BC 73: ABC Mana yang Diajak Terlantar?

Tulisan ini abang buat untuk menyelesaikan tantang ke-73 #BloggersChallenges dari Nurul dengan tajuk: kalau misal kamu terdampar di satu pulau, kamu mau terdampar dengan anggota ABC yang mana?

Luar biasa, yach!


Topik yang sangat argumentatif dan sangat subjektif, yaLord! Tapi baiklah!

Setiap orang pasti punya alasan tertentu memilih orang untuk terdampar di sebuah pulau. (Kalimat macam apa itu, yaampun!) 😀 Well, kita samakan persepsi kalau yang dimaksud dengan “terdampar di sebuah pulau” itu maksudnya berada dalam situasi yang minim kehidupan, jauh kehidupan yang bisa kita rasakan saat ini. Bisa jadi dalam keadaan buruk dan serba salah. Meski sebenarnya, logically, kalau memang enggak enak ya enggak usah ngajak orang lain susah, kan ya? 😀

Tapi kata Unuy wajib milih dari antara ABC.

Jadi, untuk kasus demikian, abang pilih Baca lebih lanjut

Standar
Bloggers' Challenges, Thoughts & Quotes

#BC 72: Tentang Berbohong

Tulisan ini abang buat untuk menyelesaikan topik ke-72 dari kak Icha, “ceritakan pengalamanmu tentang berbohong”.


Kamu pernah berbohong?

Kalau ditanyai itu dan kamu jawab dengan ‘nggak’, maka kamu lagi-lagi sudah berbohong. Menurut survey yang ada di imajinasi abang, nggak ada satu manusia pun yang luput dari yang namanya berbohong. Dengan kata lain, semua orang yang sudah mampu mengendalikan pikiran dan emosinya dan dia berusia di atas 8 tahun pasti pernah berbohong. Nggak percaya? Tes!

Berbohong memang ada klasifikasinya; Baca lebih lanjut

Standar
Bloggers' Challenges

#BC 71: Mau Aktivitasmu ‘Happy Ending’? Lakukan Beberapa Hal Ini

Tulisan ini abang buat untuk menyelesaikan tantang ke-71 #BloggersChallenges dari Insyirah dengan topik ‘Hal-hal yang membuat kamu bersemangat dalam melakukan sesuatu’.

Hidup memang enggak pernah lepas dari yang namanya aktivitas, baik itu rutinitas ataupun kegiatan tidak rutin yang kamu lakukan sesekali. Nah, dalam menjalani kegiatan-kegiatan itu terkadang muncul rasa bosan, jenuh–khususnya kegiatan rutin, pasti kamu pernah ngerasa pengin ngelakuin sesuatu yang berbeda, yang lebih menantang.

Abang punya beberapa hal, nih, yang bisa bikin aktivitas sehari-harimu berakhir dengan ‘happy ending’. Baca lebih lanjut

Standar
Bloggers' Challenges

#BC 70: Mie Level: Buat Kamu Explorer #MakananPedasMedan

Tulisan ini abang buat untuk menyelesaikan tantangan ke-70 #BloggersChallenges dari Fetty tentang “pengalaman kuliner enak”.


Setelah beberapa minggu stuck untuk topik ini, akhirnya hari ini abang bisa menuliskan sesuatu sebagai jawaban dari tantangan ini. Kalau dipikir-pikir, untuk ukuran abang yang hobi makan ini, pasti enggak sulit buat bikin tulisan soal makanan. Well, somehow correct, but mostly not.

Sebelumnya abang baca tulisan Nurul untuk topik ini, tentang Mie Pedas yang tingkat kepedasannya berbeda-beda. Dan setelah membuat rencana dan menjelajah tempat yang menyediakan jenis makanan serupa, hari ini, di tengah kebingungan yang mendalam, abang, Nadya, Nurul dan Fariza pergi ke satu tempat kuliner yang menawarkan sajian mie dengan tingkat kepedasan berskala. 😀

Nama tempatnya Mie Level, bertempat di Jalan Amaliun No. 42, Medan Kota, Medan. Kalau kalian dari Stasiun Kereta Api Medan, jalan Amaliun berada tepat di antara Hotel Madani dan Yuki Simpang Raya Medan.

Niat buat nyobain mie level sebenarnya setelah baca tulisan Nurul, dan serta-merta tertantang buat nyaingi Nurul. Dan sebelumnya juga sudah pernah makan mie pedas dengan jenis serupa, cuma, ya gitu, nggak maksimal pedasnya dan porsinya terbilang sedikit.

Sebelum terealisasi, sebelumnya abang dan Nurul udah bahas mau makan mie yang level berapa, jelas ambil level tertinggi dong. Level 5, mampos. Tapi kami sebelumnya nggak ada ketentuan makan mie jenis apa, goreng atau kuah.

Abang milih untuk makan mie kuah, karena pada dasarnya abang lebih suka makanan berkuah dibandingkan makanan kering. Jadi, abang pesan Mie Kuah Level 5, dan Nurul pesan Mie Goreng Level 5. Setelah menunggu beberapa menit, makanan disajikan. Tanpa basa-basi, kami mulai, tentu dengan doa. 😀

Untuk tampilan, mie kuah level 5 nggak banyak berbeda secara fisik dengan ketika kamu masak mie di rumah atau di kost–yang anak kost harusnya sudah pahamlah. 🙂 Tapi untuk yang ini kuahnya jauh lebih kental dan pedas. Kalau bahasa kami tadi, makan sambal pakai mie.

Tantangan antara abang dan Nurul berlangsung dengan kesepakatan: yang duluan minum dianggap kalah. And, the winner is me!

Setelah sekian menit pertempuran berlangsung, Nurul meraih botol minum dan bilang, “Nggak kuat,” dengan mata merah dan muka datar–katanya mukanya udah bawaan lahir. Sebenarnya Fariza yang lebih duluan minum, tapi Fariza nggak mau ikut tantangan.

Untuk Mie Kuah Level 5 ini, yang paling abang suka adalah kuahnya. Kental dan pedasnya terasa meski hanya seujung sendok. Buat kamu yang suka hunting #makananpedasmedan, tempat ini worth trying.


Sekadar tip kalau berniat makan ke sini:

  • bawalah air minum sendiri dari rumah. Boleh jadi minuman utama kamu atau jadi minuman tambahan kalau pedasnya enggak hilang-hilang.
  • kalau kamu merasa enggak sanggup tanpa minum dan memutuskan minum di selagi makan, usahakan untuk tidak minum air dingin. Katanya justru makin bikin pedasnya meledak-ledak di lidah. Selain itu, sensasi pedasnya bertahan jauh lebih lama dibandingkan kalau kamu minum dengan air hangat atau air biasa.
  • kalau kamu mau, ini tips dari Nurul, bawalah susu. Katanya susu bisa menetralisir pedas di lambung. Nah, berhubung dengan makan Mie Level, apalagi Level 5, makanan yang masuk kan langsung yang pedas kali, bukan yang bertahap, pasti ada dampaknya sama proses di lambung. Ilmiahnya abang kurang tahu. 🙂
  • Kalau kamu makan makanan pedas dengan tingkat kepedasan yang tinggi, kamu mungkin akan mengalami yang namanya ‘tuli sesaat’. Enggak usah panik. Itu normal. Dan kalau kamu ngerasa nggak kuat, sebaiknya berhenti dulu, jangan dipaksakan.

Meski udah pernah, kalau ada yang ngajak ke tempat itu lagi pasti abang mau. Tapi nggak mesan Level 5 lagi. Kan udah pernah 😀 Nyoba level yang lain dong.

Challenge 70, done! 😀

Standar